About My Blog

berlajar berkreatifitas, berinovasi, menciptakan sesuatu yg baru, baik, sisi pendidikan maupun perbisnisan , menuju langkah masa depan yang baik ..

sosialisasi tinggi, mutu baik, konsumen senang, ditributor lancar, money ...

Jumat, 27 Januari 2012

Jepang Menciptakan Kursi Roda Yang Bisa Melayang Di Udara ~

Dengan kursi roda yang bisa melayang terbang, nenek atau kakekmu akan dapat menikmati perjalanannya berkeliling di dalam rumah dengan muluz! Arigatou Japan!


Benda ini sebetulnya berupa papan yang ditempel dengan sebuah alat khusus yang memungkinkan papan tersebut dapat terbang dengan tenaga hembusan angin lembut yang keluar dari 3000 lubang disisi bawah. Nah dengan menaruh bantal diatasnya maka jadilah papan ini dinamakan Bantal Terbang atau Flying Cushion.
Benda ini sebetulnya berupa papan yang ditempel dengan sebuah alat khusus yang memungkinkan papan tersebut dapat terbang dengan tenaga hembusan angin lembut yang keluar dari 3000 lubang disisi bawah. Nah dengan menaruh bantal diatasnya maka jadilah papan ini dinamakan Bantal Terbang atau Flying Cushion.
Benda ini dimaksudkan untuk membantu orang tua yang mengalami kesulitan dalam hal mobilitas dan membutuhkan alat bantu seperti kursi roda. Maka dengan menaruh bantal (Orang Jepang suka duduk diatas bantal) atau kursi diatas papan aladin ini, mereka dapat menikmati perjalanan yang lebih berkualitas.
Dengan melayang diatas udara, maka benda ini dapat melaju ke depan, belakang, samping kiri maupun kanan dengan mudah. Dan untuk menggerakannya juga tidak memerlukan banyak tenaga, sebuah sentuhan ujung jari sudah cukup untuk membuat benda ini bergerak.
Selain pergerakannya yang fleksibel, papan ini juga mampu menanggung bobot hingga seberat 150kg. Cukup kuat apabila nenek dan kakekmu ingin mencoba merajut saat-saat romantis mereka kembali dengan menaiki wahana terbang ini berduaan.



Benda ini dimaksudkan untuk membantu orang tua yang mengalami kesulitan dalam hal mobilitas dan membutuhkan alat bantu seperti kursi roda. Maka dengan menaruh bantal (Orang Jepang suka duduk diatas bantal) atau kursi diatas papan aladin ini, mereka dapat menikmati perjalanan yang lebih berkualitas.
Dengan melayang diatas udara, maka benda ini dapat melaju ke depan, belakang, samping kiri maupun kanan dengan mudah. Dan untuk menggerakannya juga tidak memerlukan banyak tenaga, sebuah sentuhan ujung jari sudah cukup untuk membuat benda ini bergerak.
Selain pergerakannya yang fleksibel, papan ini juga mampu menanggung bobot hingga seberat 150kg. Cukup kuat apabila nenek dan kakekmu ingin mencoba merajut saat-saat romantis mereka kembali dengan menaiki wahana terbang ini berduaan.

Perguruan Tinggi Sastra Korea Indonesia ~


A. Universitas yang memiliki program studi bahasa Korea
   <Universitas Indonesia>
   ㅇ Sejarah
     - Pembukaan mata kuliah pilihan bahasa Korea pada tahun 1986.
     - Bulan Agustus 2006 untuk pertama kalinya dibuka program S1 jurusan bahasa Korea.
     - Nama Jurusan: Bahasa dan Sastra Korea
     - Jumlah SKS: 144 SKS (dalam waktu 4 tahun)
     - Jumlah mahasiswa: tahun pertama 28 orang, tahun kedua 41 orang
     - Di antara 15 jurusan yang terdapat di FIB, UI yang mendaftar jurusan Bahasa
       dan Sastra Korea pada tahun pertama (2007) mencapai 1047 orang,
       terbanyak kedua setelah jurusan Bahasa Inggris.
     - Pemberian beasiswa dari 11 perusahaan Korea dan pemerintah Korea pada saat
       pembukaan jurusan bahasa Korea bulan Agustus 2006.
       (diberikan kepada 20 orang mahasiswa sebesar US $ 21.000)

   <Universitas Gadjah Mada>
   ㅇ Sejarah
     - Pembukaan bahasa Korea sebagai mata kuliah pilihan pada bulan September 1995.
     - Membuka Pusat Studi Korea pada bulan Oktober 1996.
     - Pembukaan program diploma 3 tahun jurusan bahasa Korea
       (Agustus 2003 sampai sekarang)
     - Pembukaan program S1 jurusan bahasa Korea pada tahun ajaran 2007-2008.

   ㅇ Nama Jurusan: Bahasa Korea

   ㅇ Jumlah SKS: 147 SKS

   ㅇ Jumlah mahasiswa: program S1 45 orang, program diploma 71 orang
   <Universitas Nasional>
   ㅇ Sejarah
     - Pengelolaan program diploma bahasa Korea pada September 1994 belum mendapat
        ijin resmi dari departemen pendidikan dan disahkan pada bulan Mei 2005.
     - Pendirian Pusat Studi Korea pada bulan Juni 1987

   ㅇ Nama Jurusan: ABA (Akademi Bahasa Asing) Korea

   ㅇ Jumlah SKS: 110 SKS

   ㅇ Jumlah mahasiswa: rata-rata tiap tahun 23 orang

 B. Universitas yang memiliki program kursus bahasa Korea
   <Universitas Hasanuddin>
   ㅇ Bahasa Korea dimasukkan sebagai mata kuliah pilihan (1 semester) di dalam
       Fakultas Ilmu Budaya pada bulan September 2007.

   ㅇ Kurikulumnya sebanyak 2 SKS.
   <Universitas Lambung Mangkurat>
   ㅇ Pembukaan Pusat Studi Korea pada bulan Maret 2006.

   ㅇ Membuka kursus bahasa Korea selama 6 bulan.
   <Universitas Diponegoro>
   ㅇ Pembukaan Pusat Studi Korea pada bulan Oktober 2007.

   ㅇ Membuka kursus bahasa Korea selama 16 minggu.

Example Skripsi TI (teknik informatika)


Abstrak Skripsi Teknik Informatika dengan Judul : Otentikasi Pada Aplikasi Berbasis Web
Sekarang ini , teknologi informasi  sedang berkembang dengan pesat yang memungkinkan semua orang dapat berkomunikasi dari satu tempat ke tempat lain dengan  jarak ribuan kilometer. Data yang dikirimkan itu menggunakan jalur transmisi telekomunikasi yang belum tentu terjamin keamananya. Bila data yang sedang dikirim melalui media transmisi itu dicuri atau diubah oleh penyadap dan cracker untuk kepentingan tertentu. Hal ini sedang menjadi masalah bagi dunia telekomunikasi terutama dalam pengiriman data penting yang memerlukan kerahasiaan tinggi seperti informasi intelijen kemeliteran, keuangan bank, informasi rahasia negara dan informasi penting lainnya.
Berkaitan dengan pengamanan beragam kendali yang dibangun pada perangkat keras dan sistem operasi yang handal dan tidak terkorupsi untuk menjaga integritas program dan data.
Untuk mengatasi masalah itu digunakan otentikasi untuk melindungi data dan informasi pada sistem komputer, agar tidak digunakan atau dimodifikasi orang yang tidak di otorisasi.bahwa informasi di sistem komputer hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang diotorisasi dan modifikasi tetap menjaga konsistensi dan keutuhan data di sistem.
Authentification adalah proses dalam rangka validasi user pada saat memasuki sistem, nama dan password dari user di cek melalui proses yang mengecek langsung ke daftar mereka yang diberikan hak untuk memasuki sistem tersebut. Autorisasi ini di set up oleh administrator, webmaster atau pemilik situs (pemegang hak tertinggi atau mereka yang ditunjuk di sistem tersebut. Untuk proses ini masing-masing user akan di cek dari data yang diberikannya seperti nama, password serta hal-hal lainnya yang tidak tertutup kemungkinannya seperti jam penggunaan, lokasi yang diperbolehkan.
Selain itu authentification juga merupakan salah satu dari banyak metode yang digunakan untuk menyediakan bukti bahwa dokumen tertentu yang diterima secara elektronik benar-benar datang dari orang yang bersangkutan dan tak berubah caranya adalah dengan mengirimkan suatu kode tertentu melaui e-mail dan kemudian pemilik e-mail mereplay email tersebut atau mengetikan kode yang telah dikirimkan.
Authentication server berfungsi untuk mengenali user yang berintegrasi ke jaringan dan memuat semua informasi dari user tersebut, dalam praktek biasanya authentification server mempunyai backupp yang berfungsi untuk menjaga jika server itu ada masalah sehingga jaringan dan pelayanan tidak terganggu.
Dalam aplikasi Web dibutuhkan mekanisme yang dapat melindungi data dari pengguna yang tidak berhak mengaksesnya, misalnya sebuah situs Web yang berisikan foto-foto keluarga dan hanya dapat diakses sesama anggota keluarga. Mekanisme ini dapat diimplementasikan dalam bentuk sebuah proses login yang biasanya terdiri dari tiga buah tahapan yaitu : identifikasi, otentikasi dan otorisasi
Proses otentifikasi pada prinsipnya berfungsi sebagai kesempatan pengguna dan pemberi layanan dalam proses pengaksesan resource. Pihak pengguna harus mampu memberikan informasi yang dibutuhkan pemberi layanan untuk berhak mendapatkan resourcenya. Sedang pihak pemberi layanan harus mampu menjamin bahwa pihak yang tidak berhak tidak akan dapat mengakses resource ini.

Bagimu teman Sejati ='(

Angan hidupku melayang
Disaat aku mengingatmu
Banyak kata yang tak sempat kuucap
Berlalu cepat kau tinggalkan aku
Tinggalkan semua cerita
Yang layak kukenang
Wahai sahabat .....
Kurindu canda tawamu

Namun .........
Semua itu hanyalah sejuta mimpi
Kerapuhan hatiku, terjamah sudah
Saat kau kembali kepadaNya
Bersama dua cahaya yang menyertaimu
Tuk slamanya hingga akhir hayatku
Kau ada di hatiku ......Sahabat.

SKENARIO DRAMA MUSICAL ~


DI SMA PELITA HARAPAN
Temen-teman arin : arin… kita mau denger suara kamu, kamu nyanyi donk!!!!
Teman lain’a : ia… kita pengen banget denger suara kamu
Arin : yaudah klo itu mau kalian, aku akan nyanyi untuk kalian
( nyanyi lagu……………..)
Tiba-tiba mentari datang
Temen-temen arin : ih…. Minggir-minggir, ga liat apa kita lagi asyik dengerin arin nyanyi???
Dasar pengganggu!!!
Temen lain’a : ia nih, sono-sono…(sambil di dorong-dorong)
Arin : eh, kalian ga boleh gitu, mentari kan juga temen kita. Ayo mentari.. kita
ke kelas bareng.
TENG-TENG (bel masuk kelaspun berbunyi)
Seorang guru memasuki kelas
Siswa : sttt… eh bu guru, bu guru…
Guru : ass…anak2
Siswa : walaikumsallam….
Guru : anak-anak buka buku kalian hal 33, di bab ini kita akan membahas
tentang phytagoras. Bla…bla….
Arin : ih…aku ga ngerti pelajaran ini, membosankan
Mentari : sama, aku juga ga ngerti
Di sela-sela kebosanan mereka, tak sengaja arin mendengar mentari bernyanyi-nyanyi kecil
Arin : mentari, kamu nyanyi?
Mentari : ia, kenapa? Suaraku mengganggumu? Maaf!
Arin : enggak koq, aku Cuma terkesan aja denger suara kamu. ternyata suara
Kamu bagus yah!!!
Mentari : makasih, kamu teman pertamaku yang bilang suaraku bagus
Arin : kamu suka nyanyi juga ia??
Mentari : ia, suka banget.
Arin : wah, sama donk. kaya’a kita bakal jadi teman sebangku yang seru nih…
(merekapun saling tersenyum)
Guru :ARIN, MENTARI. Kalian ngobrol aja kerjaannya!
maju ke depan dan kerjakan soal-soal di papan tulis!!
TENG-TENG
Guru : mungkin ini hari keberuntungan kalian, klo besok ibu masih denger
kalian ngobrol lagi, ibu ga akan segan-segan untuk menghukum kalian.
Arin&mentari : baik bu……
Arin : untung aja…
Guru : ya sudah, kalian boleh kembali ke tempat kalian. anak-anak jangan
Lupa untuk mengerjakan tugas yang tadi ibu tulis di papan tulis
Siswa : ia bu….
Bu berta datang
Bu berta : ass….anak-anak
Siswa : walaikumsalam bu…
Bu berta : anak-anak, ibu punya berita bagus untuk kalian. Sebentar lagi sekolah
Kita akan mengadakan audisi pemilihan penyanyi terbaik yang nantinya
Akan mewakilkan sekolah kita dalam kompetisi penyanyi nasional di
Jakarta.
Siswa : wah…ye…hore…
Teman arin : rin… kamu harus ikut audisi itu, aku yakin kamu pasti yang akan
Mewakilkan sekolah kita ke jakarta
Arin : ia…aku juga sangat berminat
Mentari, kamu juga akan mengikuti audisi itukan?
Mentari : mungkin
Arin : kamu harus ikut, bu berta harus mendengar suara kamu yang bagus itu
Mentari : ya sudalah klo begitu, aku akan mengikuti audisi itu
Arin : gitu donk, oia gimana klo kita latihan nyanyi bareng sepulang sekolah
Mentari : ok deh!
Bu berta : ya sudah anak-anak, sampai disini saja pertemuan kita kali ini ass…
Siswa : walaikumsalam….
DI PERJALAN PULANG
Arin & mentari menyanyikan beberapa lagu
Arin : kaya’a sampe sini aja deh kita latihan’a
Mentari : ia..aku juga sudah mulai lelah
Arin : tari, aku duluan ia??? Bye…
DIRUMAH
Mentari : lala…hehey…dududum…
Mamah : ehem…keliatannya anak mamah seneng banget hari ini
Mentari : ia mah aku seneng banget hari ini, aku tuh abis latihan nyanyi sama
arin. Soal’a aku dan dia mau ikut audisi menyanyi di sekolah
nanti yang terpilih bakal mewakili sekolah ke jakarta.
aku boleh ikut kan mah?
Mamah : tentu boleh nak, mamah malah ngedukung kamu banget
( nyanyi lagu…..)
SEMINGGU KEMUDIAN
Mentari : pokok’a aku harus menyanyi dengan sebaik mungkin
( tiba-tiba elin menabrak mentari hingga kertas audisi’a terjatuh)
Elin : eh sorry, sengaja
(elin mengambil kertas audisi milik mentari yang terjatuh)
What!!! Kamu mau ikut audisi itu??
Kaya’a kamu harus ngaca dulu deh sebelum ikutan. Ntar malah nyesel…
Soal’a kamu ga bakalan “terpilih”
Kemudian mentari berlari dan menangis tersedu-sedu
DIRUANG AUDISI
Arin : duh…mentari kemana ya?? koq dia ga dateng-dateng. Mana nama dia
Udah di panggil lagi.
Sinta : rin, ayo kita duduk di kursi peserta
Arin : kamu duluan aja, aku masih nunggu seseorang
Sinta : ayolah, ini udah peserta yang ke 20
Merekapun memasuki ruangan audisi
Mc : selanjutnya, peserta yang terakhir… arindya fathalani
(Arin nyanyi lagu…………)
Mc : untuk mempersingkat waktu langsung saja kita umumkan
peserta yang beruntung, yang akan mewakili sekolah pelita harapan
dia adalah arindya fathalani
audience : ye…hore…
teman-teman arin : selamat ya arin
arin : makasih….
Setelah itu arin berniat pergi ke rumah mentari untuk menanyakan mengapa ia tidak hadir di
Di audisi itu
DI PERJALAN MENUJU RUMAH MENTARI
Arin : hufh…kemana ya mentari, aku ingin mengabarkan kabar
Gembira ini secepatnya.
Tiba-tiba arin melihat mentari sedang duduk termenung di sebrang jalan
Arin : MENTARI….( sambil melambaikan tangan’a)
Dengan tergesa-gesa arin menyebrang jalan tanpa melihat kanan dan kiri’a
dari kejauhan tiba-tiba muncul mobil truk yang melaju dengan kecepatan tinngi
mentari : arin, awas…….!!!!!!
Citttt…..braaaaaaak!!!!!!
Mentari : arin, kamu baik-baik aja kan???
Arin : mentari, kakiku sakit bangeettt!!!
Akhirnya arin di bawa ke rumah sakit terdekat
DI SMA PELITA HARAPAN
Temen-temen arin : hei… ini pasti gara-gara kamu kan arin jadi celaka
Teman lain : kamu kok bisa sejahat itu sih sama arin,.kenapa? kamu
Iri dia yang terpilih? Kamu tuh ngaca dong!! Emang Cuma arin yang
Pantas mendapatkannya! Kalo arin kenapa-napa gimana?? Siapa yang
Bakal gantiin dia? Kamu?? Hah… gak mungkin!!
Mentari : ya, semuanya salahku . aku juga gak mau kejadian ini terjadi.
Tapi kalo menurut kalian semua ini salahku, salahkan aja aku…
( Mentari berlari meninggalkan kelas )
DI RUMAH SAKIT
Bu Berta : arin, bagaimana keadaanmu? Apakah kamu masih mampu untuk
Mengikuti kompetisi itu?
Arin : bu, sepertinya, saya harus digantikan. Karena keadaan saya tidak
Mendukung
Bu berta : ya, .. ibu juga tahu perasaan kamu. Lalu, siapa yang akan menggantikan
Kamu? Kontestan yang mengikuti audisi kemarin gak ada yang suaranya
Sebagus kamu.
Arin : saya punya usulan bu, bagaimana kalo mentari yang menggantikan saya
Bu berta : kamu yakin dia bisa?
Arin : saya sangat yakin, bu.
Bu berta : kalo gitu ibu akan mencantumkan namanya di kompetisi itu
Sepertinya ibu harus pamit pulang, semoga cepet sembuh ya..
( mentari datang)
Mentari : rin, bagaimana keadaanmu??
Hiks…hiks…(nyanyi…..)
Arin : sudahlah ri… aku akan baik-baik saja
Mentari : kamu akan mengikuti kompetisi itu kan? Jawab rin, kamu harus
Bangkit, kamu harus ikut kompetisi itu.
Arin : mentari… dengan keadaanku yang seperti ini, mana mungkin
Aku bisa mengikuti kompetisi itu, kakiku udah gak mampu untuk
Menopang tubuhku.
Mentari : rin… yang penting kamu masih bisa bernyanyi dan kamu
Berpeluang besar untuk jadi pemenangnya
Arin : aku udah meminta pada bu berta untuk digantikan.
Mentari : digantikan? Siapa yang akan menggantikanmu?
Arin : mentari, kamu yang akan menggantikanku….
Mentari : aku?
Arin : ia, kamu…
Mentari : gak, aku gak pantes rin. Aku tuh jelek, aku bermata, empat bahkan
suaraku tak sebagus suaramu.
Arin : mentari…kamu harus mengikuti kompetisi itu, karna namamu
Sudah dicantumkan oleh bu berta dalam kompetisi itu, pliss!!
Kamu harus ikut demi persahabatan kita.
( mereka menyatukan jari kelingking )
Hari-hari berikutnya mentari dengan sungguh-sungguh melatih vocalnya dan terkadang arinlah yang mengajarinya bernyanyi
HARI KOMPETISI
(diruang rias)
Arin : mentari, kayanya… kamu gak usah pake kacamata kamu dulu deh
Aku punya softlense yang bisa kamu pake, biar matamu terlihat indah.
Mentari : terserah kamu ajar rin… aku gugup banget nih.
Arin : tenang aja (music diputar) hufh akhirnya selesai juga
Ya ampun kamu cantik banget!!
Mamah : MENTARI, ARIN…cepatlah, sebentar lagi giliranmu
Arin & mentari : yes mom…
Detik-detik mentari akan tampil
Mc : peserta terakhir kita adalah mentari dewi, perwakilan dari sekolah pelita
Harapan
Penonton bersorak ramai
Elin : aku gak yakin mentari akan menang!
Arin : kita liat aja nanti, suaranya akan meluluhkan hati para juri.
MENTARIPUN BERJALAN KEATAS PANGGUNG
Temen-temennya : hah… mentari!!!, beda banget….
(nyanyi)
Mc : ok…acara selanjutnya adalah pengumuman untuk pemenang lomba
Menyanyi sejabodetabek, yang akan diumumkan oleh salah satu juri kita
bapak herlambang, waktu dan tempat kami persilahkan.
Pak herlambang : pemenang nilai tertinggi dengan jumlah 950 poin adalah
‘MENTARI DEWI’ perwakilan dari sma pelita harapan.
Penonton bersorak bangga
Arin : mentari, kamu… kamu yang jadi juaranya
(malaikat juga tau…kamulah yang jadi juaranya)
Mentari maju keatas panggung
Elin : hm…rin maafin aku ya? Ternyata kamu benar, suara
Mentari bisa meluluhkan hati juri
Arin : jangan minta maaf padaku, minta maaflah padanya
Semua temannya keatas panggung dan memberi ucapan selamat
Elin : mentari, selamat ya… maafkan aku selama ini
Merekapun berpegangan tangan dan menyanyikan lagu arti sahabat.

Fun ^,^


Beda Cowok Ganteng Ama Cowok Jelek.

kalo cowok ganteng berbuat jahat
cewek-cewek bilang: nobody's perfect

kalo cowok jelek berbuat jahat
cewek-cewek bilang: pantes...tampangnya
kriminal

kalo cowok ganteng nolongin cewek yang
diganggu preman cewek-cewek bilang: wuih
jantan...kayak di filem-filem

kalo cowok jelek nolongin cewek yang
diganggu preman cewek-cewek bilang:
pasti premannya temennya dia...

Kalo cowok ganteng pendiam cewek-cewek
bilang: woow, cool banget...

kalo cowok jelek pendiam cewek-cewek
bilang: ih kuper...

kalo cowok ganteng jomblo cewek-cewek
bilang: pasti dia perfeksionis

kalo cowok jelek jomblo cewek-cewek
bilang: sudah jelas...kagak laku...

kalo cowok ganteng dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: klop...serasi banget...

kalo cowok jelek dapet cewek cantik
cewek-cewek bilang: pasti main dukun...

kalo cowok ganteng diputusin cewek
cewek-cewek bilang: jangan sedih, khan
masih ada aku...

kalo cowok jelek diputusin cewek
cewek-cewek bilang:...(terdiam, tapi
telunjuknya meliuk-liuk dari atas ke
bawah, liat dulu dong bentuknya)...

kalo cowok ganteng ngaku indo
cewek-cewek bilang: emang mirip-mirip
bule sih...

kalo cowok jelek ngaku indo cewek-cewek
bilang: pasti ibunya Jawa bapaknya robot...

kalo cowok ganteng penyayang binatang
cewek-cewek bilang: perasaannya
halus...penuh cinta kasih

kalo cowok jelek penyayang binatang
cewek-cewek bilang: sesama keluarga
emang harus menyayangi...

kalo cowok ganteng bawa BMW cewek-cewek
bilang: matching...keren luar dalem

kalo cowok jelek bawa BMW cewek-cewek
bilang: mas majikannya mana?...

kalo cowok ganteng males difoto
cewek-cewek bilang: pasti takut fotonya
kesebar-sebar

kalo cowok jelek males difoto
cewek-cewek bilang: nggak tega ngeliat
hasil cetakannya ya?...

kalo cowok ganteng naek motor gede
cewek-cewek bilang: wah kayak lorenzo
lamos ...bikin lemas...

kalo cowok jelek naek motor gede
cewek-cewek bilang: awas!! mandragade
lewat...

kalo cowok ganteng nuangin air ke gelas
cewek cewek-cewek bilang: ini baru cowok
gentlemen

kalo cowok jelek nuangin air ke gelas
cewek cewek-cewek bilang: naluri
pembantu, emang gitu...

kalo cowok ganteng bersedih hati
cewek-cewek bilang: let me be your
shoulder to cry on

kalo cowok jelek bersedih hati
cewek-cewek bilang: cengeng
amat!!...laki-laki bukan sih?

Kalo cowok ganteng baca e-mail ini
langsung ngaca sambil senyum-senyum
kecil, lalu berkata "life is beautifull"

kalo cowok jelek baca ini,
Frustasi, ngambil tali jemuran, trus
triak sekeras-kerasnya.

Leadership


Pengertian Kepemimpinan (Leadership)

Stogdill (1974)menyimpulkan bahwa banyak sekali definisi mengenai kepemimpinan. Hal ini dikarenakan banyak sekali orang yang telah mencoba mendefinisikan konsep kepemimpinan tersebut. Namun demikian, semua definisi kepemimpinan yang ada mempunyai beberapa unsur yang sama.

Sarros dan Butchatsky (1996), "leadership is defined as the purposeful behaviour of influencing others to contribute to a commonly agreed goal for the benefit of individual as well as the organization or common good". Menurut definisi tersebut, kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi. Sedangkan menurut Anderson (1988),"leadership means using power to influence the thoughts and actions of others in such a way that achieve high performance".

Berdasarkan definisi-definisi di atas, kepemimpinan memiliki beberapa implikasi. Antara lain:
Pertama: kepemimpinan berarti melibatkan orang atau pihak lain, yaitu para karyawan atau bawahan (followers). Para karyawan atau bawahan harus memiliki kemauan untuk menerima arahan dari pemimpin. Walaupun demikian, tanpa adanya karyawan atau bawahan, kepemimpinan tidak akan ada juga.

Kedua: seorang pemimpin yang efektif adalah seseorang yang dengan kekuasaannya (his or herpower) mampu menggugah pengikutnya untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Menurut French dan Raven (1968), kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin dapat bersumber dari:
  • Reward power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan dan sumberdaya untuk memberikan penghargaan kepada bawahan yang mengikuti arahan-arahan pemimpinnya.
  • Coercive power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai kemampuan memberikan hukuman bagi bawahan yang tidak mengikuti arahan-arahan pemimpinnya
  • Legitimate power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin mempunyai hak untuk menggunakan pengaruh dan otoritas yang dimilikinya.
  • Referent power, yang didasarkan atas identifikasi (pengenalan) bawahan terhadap sosok pemimpin. Para pemimpin dapat menggunakan pengaruhnya karena karakteristik pribadinya, reputasinya atau karismanya.
  • Expert power, yang didasarkan atas persepsi bawahan bahwa pemimpin adalah seeorang yang memiliki kompetensi dan mempunyai keahlian dalam bidangnya.
Para pemimpin dapat menggunakan bentuk-bentuk kekuasaan atau kekuatan yang berbeda untuk mempengaruhi perilaku bawahan dalam berbagai situasi.

Ketiga: kepemimpinan harus memiliki kejujuran terhadap diri sendiri (integrity), sikap bertanggungjawab yang tulus (compassion), pengetahuan (cognizance), keberanian bertindak sesuai dengan keyakinan (commitment), kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain (confidence) dan kemampuan untuk meyakinkan orang lain (communication) dalam membangun organisasi. Walaupun kepemimpinan (leadership) seringkali disamakan dengan manajemen (management), kedua konsep tersebut berbeda.

Perbedaan antara pemimpin dan manajer dinyatakan secara jelas oleh Bennis and Nanus (1995).Pemimpin berfokus pada mengerjakan yang benar sedangkan manajer memusatkan perhatian pada mengerjakan secara tepat ("managers are people who do things right and leaders are people who do the right thing, "). Kepemimpinan memastikan tangga yang kita daki bersandar pada tembok secara tepat, sedangkan manajemen mengusahakan agar kita mendaki tangga seefisien mungkin.

Model-Model Kepemimpinan

Banyak studi mengenai kecakapan kepemimpinan (leadership skills) yang dibahas dari berbagai perspektif yang telah dilakukan oleh para peneliti. Analisis awal tentang kepemimpinan, dari tahun 1900-an hingga tahun 1950-an, memfokuskan perhatian pada perbedaan karakteristik antara pemimpin (leaders) dan pengikut/karyawan (followers). Karena hasil penelitian pada saat periode tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat satu pun sifat atau watak (trait) atau kombinasi sifat atau watak yang dapat menerangkan sepenuhnya tentang kemampuan para pemimpin, maka perhatian para peneliti bergeser pada masalah pengaruh situasi terhadap kemampuan dan tingkah laku para pemimpin.

Studi-studi kepemimpinan selanjutnya berfokus pada tingkah laku yang diperagakan oleh para pemimpin yang efektif. Untuk memahami faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkah laku para pemimpin yang efektif, para peneliti menggunakan model kontingensi (contingency model). Dengan model kontingensi tersebut para peneliti menguji keterkaitan antara watak pribadi, variabel-variabel situasi dan keefektifan pemimpin.

Studi-studi tentang kepemimpinan pada tahun 1970-an dan 1980-an, sekali lagi memfokuskan perhatiannya kepada karakteristik individual para pemimpin yang mempengaruhi keefektifan mereka dan keberhasilan organisasi yang mereka pimpin. Hasil-hasil penelitian pada periode tahun 1970-an dan 1980-an mengarah kepada kesimpulan bahwa pemimpin dan kepemimpinan adalah persoalan yang sangat penting untuk dipelajari (crucial), namun kedua hal tersebut disadari sebagai komponen organisasi yang sangat komplek.

Dalam perkembangannya, model yang relatif baru dalam studi kepemimpinan disebut sebagai model kepemimpinan transformasional. Model ini dianggap sebagai model yang terbaik dalam menjelaskan karakteristik pemimpin. Konsep kepemimpinan transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan watak, gaya dan kontingensi.
Berikut ini akan dibahas tentang perkembangan pemikiran ahli-ahli manajemen mengenai
model-model kepemimpinan yang ada dalam literatur.

(a) Model Watak Kepemimpinan (Traits Model of Leadership)
Pada umumnya studi-studi kepemimpinan pada tahap awal mencoba meneliti tentang watak
individu yang melekat pada diri para pemimpin, seperti misalnya: kecerdasan, kejujuran,
kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara, kesupelan dalam bergaul, status sosial ekonomi
mereka dan lain-lain (Bass 1960, Stogdill 1974).

Stogdill (1974) menyatakan bahwa terdapat enam kategori faktor pribadi yang membedakan antara pemimpin dan pengikut, yaitu kapasitas, prestasi, tanggung jawab, partisipasi, status dan situasi. Namun demikian banyak studi yang menunjukkan bahwa faktor-faktor yang membedakan antara pemimpin dan pengikut dalam satu studi tidak konsisten dan tidak didukung dengan hasil-hasil studi yang lain. Disamping itu, watak pribadi bukanlah faktor yang dominant dalam menentukan keberhasilan kinerja manajerial para pemimpin. Hingga tahun 1950-an, lebih dari 100 studi yang telah dilakukan untuk mengidentifikasi watak atau sifat personal yang dibutuhkan oleh pemimpin yang baik, dan dari studi-studi tersebut dinyatakan bahwa hubungan antara karakteristik watak dengan efektifitas kepemimpinan, walaupun positif, tetapi tingkat signifikasinya sangat rendah (Stogdill 1970).

Bukti-bukti yang ada menyarankan bahwa"leadership is a relation that exists between persons in a social situation, and that persons who are leaders in one situation may not necessarily be leaders in other situation"(Stogdill 1970). Apabila kepemimpinan didasarkan pada faktor situasi, maka pengaruh watak yang dimiliki oleh para pemimpin mempunyai pengaruh yang tidak signifikan. Kegagalan studi-studi tentang kepimpinan pada periode awal ini, yang tidak berhasil meyakinkan adanya hubungan yang jelas antara watak pribadi pemimpin dan kepemimpinan, membuat para peneliti untuk mencari faktor-faktor lain (selain faktor watak), seperti misalnya faktor situasi, yang diharapkan dapat secara jelas menerangkan perbedaan karakteristik antara pemimpin dan pengikut.

(b) Model Kepemimpinan Situasional (Model of Situasional Leadership)
Model kepemimpinan situasional merupakan pengembangan model watak kepemimpinan
dengan fokus utama faktor situasi sebagai variabel penentu kemampuan kepemimpinan. Studi
tentang kepemimpinan situasional mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi atau keadaan sebagai faktor penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil melaksanakan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien. Dan juga model ini membahas aspek kepemimpinan lebih berdasarkan fungsinya, bukan lagi hanya berdasarkan watak kepribadian pemimpin.

Hencley (1973) menyatakan bahwa faktor situasi lebih menentukan keberhasilan seorang pemimpin dibandingkan dengan watak pribadinya. Menurut pendekatan kepemimpinan situasional ini, seseorang bisa dianggap sebagai pemimpin atau pengikut tergantung pada situasi atau keadaan yang dihadapi. Banyak studi yang mencoba untuk mengidentifikasi karakteristik situasi khusus yang bagaimana yang mempengaruhi kinerja para pemimpin. Hoy dan Miskel (1987), misalnya, menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi kinerja pemimpin, yaitu sifat struktural organisasi (structural properties of the organisation), iklim atau lingkungan organisasi (organisational climate), karakteristik tugas atau peran (role characteristics) dan karakteristik bawahan (subordinate characteristics). Kajian model kepemimpinan situasional lebih menjelaskan fenomena kepemimpinan dibandingkan dengan model terdahulu. Namun demikian model ini masih dianggap belum memadai karena model ini tidak dapat memprediksikan kecakapan kepemimpinan (leadership skills) yang mana yang lebih efektif dalam situasi tertentu.

(c) Model Pemimpin yang Efektif (Model of Effective Leaders)
Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasi tentang tipe-tipe tingkah laku (types of behaviours) para pemimpin yang efektif. Tingkah laku para pemimpin dapat dikatagorikan menjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan (initiating structure) dan konsiderasi (consideration). Dimensi struktur kelembagaan menggambarkan sampai sejauh mana para pemimpin mendefinisikan dan menyusun interaksi kelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi serta sampai sejauh mana para pemimpin mengorganisasikan kegiatan-kegiatan kelompok mereka. Dimensi ini dikaitkan dengan usaha para pemimpin mencapai tujuan organisasi. Dimensi konsiderasi menggambarkan sampai sejauh mana tingkat hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya, dan sampai sejauh mana pemimpin memperhatikan kebutuhan sosial dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhan akan pengakuan, kepuasan kerja dan penghargaan yang mempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi. Dimensi konsiderasi ini juga dikaitkan dengan adanya pendekatan kepemimpinan yang mengutamakan komunikasi dua arah, partisipasi dan hubungan manusiawi (human relations).

Halpin (1966), Blake and Mouton (1985)menyatakan bahwa tingkah laku pemimpin yang efektif cenderung menunjukkan kinerja yang tinggi terhadap dua aspek di atas. Mereka berpendapat bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang menata kelembagaan organisasinya secara sangat terstruktur, dan mempunyai hubungan yang persahabatan yang sangat baik, saling percaya, saling menghargai dan senantiasa hangat dengan bawahannya. Secara ringkas, model kepemimpinan efektif ini mendukung anggapan bahwa pemimpin yang efektif adalah pemimpin yang dapat menangani kedua aspek organisasi dan manusia sekaligus dalam organisasinya.

(d) Model Kepemimpinan Kontingensi (Contingency Model)
Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional. Kalau model kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang berbeda membutuhkan tipe kepemimpinan yang berbeda, maka model kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian yang lebih luas, yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional dengan watak atau tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel 1987).

Model kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the situation) yang dihadapinya. Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin. Ketiga faktor tersebut adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations), struktur tugas (the task structure) dan kekuatan posisi (position power).

Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu
dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk pemimpin. Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku. Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas mereka masing-masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin (misalnya) menggunakan otoritasnya dalam memberikan hukuman dan penghargaan, promosi dan penurunan pangkat (demotions).Model kontingensi yang lain, Path-Goal Theory, berpendapat bahwa efektifitas pemimpin ditentukan oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan karakteristik situasi (House 1971). Menurut House, tingkah laku pemimpin dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok: supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan menciptakan iklim kerja yang bersahabat), directive leadership(mengarahkan bawahan untuk bekerja sesuai dengan peraturan, prosedur dan petunjuk yang ada),participative leadership (konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan keputusan) danachievement-oriented leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan menekankan perlunya kinerja yang memuaskan).

MenurutPath-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun model kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan modelmodel sebelumnya dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini belum dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif antara karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel situasional.

(e) Model Kepemimpinan Transformasional (Model of Transformational Leadership)

Model kepemimpinan transformasional merupakan model yang relatif baru dalam studi-studi kepemimpinan. Burns (1978) merupakan salah satu penggagas yang secara eksplisit mendefinisikan kepemimpinan transformasional. Menurutnya, untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang model kepemimpinan transformasional, model ini perlu dipertentangkan dengan model kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transaksional didasarkan pada otoritas birokrasi dan legitimasi di dalam organisasi. Pemimpin transaksional pada hakekatnya menekankan bahwa seorang pemimpin perlu menentukan apa yang perlu dilakukan para bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi. Disamping itu, pemimpin transaksional cenderung memfokuskan diri pada penyelesaian tugas-tugas organisasi.

Untuk memotivasi agar bawahan melakukan tanggungjawab mereka, para pemimpin transaksional sangat mengandalkan pada sistem pemberian penghargaan dan hukuman kepada bawahannya. Sebaliknya, Burns menyatakan bahwa model kepemimpinan transformasional pada hakekatnya menekankan seorang pemimpin perlu memotivasi para bawahannya untuk melakukan tanggungjawab mereka lebih dari yang mereka harapkan. Pemimpin transformasional harus mampu mendefinisikan, mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi organisasi, dan bawahan harus menerima dan mengakui kredibilitas pemimpinnya.Hater dan Bass (1988) menyatakan bahwa "the dynamic of transformational leadership involve strong personal identification with the leader, joining in a shared vision of the future, or goingbeyond the self-interest exchange of rewards for compliance". Dengan demikian, pemimpin transformasional merupakan pemimpin yang karismatik dan mempunyai peran sentral dan strategis dalam membawa organisasi mencapai tujuannya. Pemimpin transformasional juga harusmempunyai kemampuan untuk menyamakan visi masa depan dengan bawahannya, serta mempertinggi kebutuhan bawahan pada tingkat yang lebih tinggi dari pada apa yang mereka butuhkan. Menurut Yammarino dan Bass (1990), pemimpin transformasional harus mampu membujuk para bawahannya melakukan tugas-tugas mereka melebihi kepentingan mereka sendiri demi kepentingan organisasi yang lebih besar.

Yammarino dan Bass (1990) juga menyatakan bahwa pemimpin transformasional mengartikulasikan visi masa depan organisasi yang realistik, menstimulasi bawahan dengan cara yang intelektual, dan menaruh parhatian pada perbedaan-perbedaan yang dimiliki oleh bawahannya. Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Tichy and Devanna (1990), keberadaan para pemimpin transformasional mempunyai efek transformasi baik pada tingkat organisasi maupun pada tingkat individu.

Dalam buku mereka yang berjudul "Improving Organizational Effectiveness through Transformational Leadership", Bass dan Avolio (1994) mengemukakan bahwa kepemimpinan transformasional mempunyai empat dimensi yang disebutnya sebagai "the Four I's". Dimensi yang pertama disebutnya sebagai idealized influence (pengaruh ideal). Dimensi yang pertama ini digambarkan sebagai perilaku pemimpin yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus mempercayainya. Dimensi yang kedua disebut sebagai inspirational motivation (motivasi inspirasi). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai pemimpin yang mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan, mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi, dan mampu menggugah spirit tim dalam organisasi melalui penumbuhan entusiasme dan optimisme. Dimensi yang ketiga disebut sebagai intellectual stimulation (stimulasi intelektual). Pemimpin transformasional harus mampu menumbuhkan ide-ide baru, memberikan solusi yang kreatif terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi bawahan, dan memberikan motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan yang baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi. Dimensi yang terakhir disebut sebagai individualized consideration (konsiderasi individu). Dalam dimensi ini, pemimpin transformasional digambarkan sebagai seorang pemimpin yang mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan dan secara khusus mau memperhatikan kebutuhan-kebutuhan bawahan akan pengembangan karir. Walaupun penelitian mengenai model transformasional ini termasuk relatif baru, beberapa hasil penelitian mendukung validitas keempat dimensi yang dipaparkan oleh Bass dan Avilio di atas. Banyak peneliti dan praktisi manajemen yang sepakat bahwa model kepemimpinan transformasional merupakan konsep kepemimpinan yang terbaik dalam menguraikan karakteristik pemimpin (Sarros dan Butchatsky 1996). Konsep kepemimpinan transformasional ini mengintegrasikan ide-ide yang dikembangkan dalam pendekatan-pendekatan watak (trait), gaya (style) dan kontingensi, dan juga konsep kepemimpinan transformasional menggabungkan dan menyempurnakan konsep-konsep terdahulu yang dikembangkan oleh ahli-ahli sosiologi (seperti misalnya Weber 1947) dan ahli-ahli politik (seperti misalnya Burns 1978).

Beberapa ahli manajemen menjelaskan konsep-konsep kepimimpinan yang mirip dengan kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan yang karismatik, inspirasional dan yang mempunyai visi (visionary). Meskipun terminologi yang digunakan berbeda, namun fenomenafenomana kepemimpinan yang digambarkan dalam konsep-konsep tersebut lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya. Bryman (1992) menyebut kepemimpinan transformasional sebagai kepemimpinan baru (the new leadership), sedangkan Sarros dan Butchatsky (1996) menyebutnya sebagai pemimpin penerobos (breakthrough leadership).

Disebut sebagai penerobos karena pemimpim semacam ini mempunyai kemampuan untuk membawa perubahan-perubahan yang sangat besar terhadap individu-individu maupun organisasi dengan jalan: memperbaiki kembali (reinvent) karakter diri individu-individu dalam organisasi ataupun perbaikan organisasi, memulai proses penciptaan inovasi, meninjau kembali struktur, proses dan nilai-nilai organisasi agar lebih baik dan lebih relevan, dengan cara-cara yang menarik dan menantang bagi semua pihak yang terlibat, dan mencoba untuk merealisasikan tujuan-tujuan organisasi yang selama ini dianggap tidak mungkin dilaksanakan. Pemimpin penerobos memahami pentingnya perubahan-perubahan yang mendasar dan besar dalam kehidupan dan pekerjaan mereka dalam mencapai hasil-hasil yang diinginkannya. Pemimpin penerobos mempunyai pemikiran yang metanoiac, dan dengan bekal pemikiran ini sang pemimpin mampu menciptakan pergesaran paradigma untuk mengembangkan Praktekorganisasi yang sekarang dengan yang lebih baru dan lebih relevan. Metanoia berasaldari kata Yunani meta yang berarti perubahan, dan nous/noos yang berarti pikiran.
Dengan perkembangan globalisasi ekonomi yang makin nyata, kondisi di berbagai pasar dunia makin ditandai dengan kompetisi yang sangat tinggi (hyper-competition). Tiap keunggulan daya saing perusahaan yang terlibat dalam permainan global (global game) menjadi bersifat sementara (transitory). Oleh karena itu, perusahaan sebagai pemain dalam permainan global harus terus menerus mentransformasi seluruh aspek manajemen internal perusahaan agar selalu relevan dengan kondisi persaingan baru.

Pemimpin transformasional dianggap sebagai model pemimpin yang tepat dan yang mampu untuk terus-menerus meningkatkan efisiensi, produktifitas, dan inovasi usaha guna meningkatkan daya saing dalam dunia yang lebih bersaing.

Referensi:

Bass, B.M. and Avolio, B.J., 1994, Improving Organizational Effectiveness through Transformational Leadership, Sage, Thousand Oaks.

Bass, B.M., 1960, Leadership, Psychology and Organizational Behavior, Harper and Brothers, New York.

Bennis, W.G. and Nanus, B., 1985, Leaders: The Strategies for Taking Charge, Harper and Row, New York.

Bryman, A., 1992, Charisma and Leadership in Organizations, Sage, London.

Burns, J.M., 1978, Leadership, Harper and Row, New York.

Fiedler, F.E., 1967, A Theory of Leadership Effectiveness, McGraw-Hill, New York.

French, J. and Raven, B., 1967, 'The basis of social power', in D. Cartwright and A. Zander (eds.), Group

Dengan Grafis Dengan Corel Draw

Caranya

1. Klik menu file

2. Pilih dan klik Import

3. Maka akan muncul jendela seperti di bawah ini, lalu pilih gambar yang diinginkan